Rabu, 17 November 2010

STANDARD KOMPETENSI KELULUSAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

 


NO
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1
Menggunakan sifat-sifat opeasi hitung bilangan bulat dan .pecahan dalam pemcahan masalah.
  • Operasi tambah, kurang, kali, dan bagi pada bilangan bulat
  • Menyelsaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan
2
Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah
Menyelesaikan masalah berkaitan dengan skla dan perbandingan
3
Menggunakan konsep aljabar  dalam pemecahan maslah aritmatika sosial yang sederhana
  • Menyelsaiakan masalah berkaitan dengan jual beli
  • Menyelsaikan masalah berkaitan denganperbankan dan koperasi
4
Menentukan pola baisan bilangan sederhana
Menyelsaikan masalah berkaitan dengan barisan bilangan.
5
Melakukan operasi aljabar
  • Mengalikan bentuk aljabar
  • Menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi, atau kuadrat bentuk aljabar.

6
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktor nya
Menyederhanakan bentuk aljabar dengan memfaktorkan
7
Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan  pertidaksamaan linear satu variabel
Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel
8
Mealkukan operasi irisan, gabungan , kurang (defference) dan komplemen pada himpunan
Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan
9
Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan
10
Memahami relasi dan fungsi
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
11
Menentukan nilai fungsi
Nilai fungsi
12
Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
Menentukan gradien, persamaan garis dan grafiknya
13
Menyelesaikan sistem linear  dua variabel
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear  dua variabel
14
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkatian dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
15
Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku
Menyelesaikan soal dengan menggunakan teorema Pythagoras
16
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta  menggunakannya dalam pemecahanmasalah
  • menghitung luas bangun datar
  • menghitung keliling bangun datar danpenggunaan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari

17
Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya
Menghitung besar sudut pada bidang datar
18
Menentukan  hubungan antara dua garis serta besar dan jenis sudut
Menghitung besar sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain
19
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalampemecahan masalah
Menghitung besar sudut pusat dan sudut keliling pada lingkaran
20
Mengidentifikasi sifat-sifat dalam segitiga sebangun dan kongruen
  • menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kongruensi
  • menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kesebangunan
21
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
Menentukan unusur-unsur bangun ruang sisi datar
22
Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
Menentukan volume bangun ruang sisi datar
23
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Menghitung volume bangun ruang sisi  datar
24
Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan bola
Menghitung volume bangun ruang sisi lengkung
25
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola
Menghitung luas permukaan bangun ruas sisi datar dan sisi lengkung
26
Menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal sertapenafsirannya
Menentukan ukuranpemusatan  dan menggunakan dalam penyelesaian masalah sehari-hari
27
Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, dan lingkaran
Menyajikan  dan manafsirkan data
Sumber : http://jumadiana.wordpress.com/2010/10/20/skl-matematika-smp-tahun-20102011/

Senin, 15 November 2010

Permasalahan Pendidikan Sekolah Di Indonesia

Pada saat ini kualitas pendidikan (SD, SMP, dan SMA) di Indonesia memang masih rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara maju. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah dan hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
  • Rendahnya sarana fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
  • Rendahnya kualitas guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri
  • Rendahnya kesejahteraan guru
  • Rendahnya prestasi siswa
  • Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
  • Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
  • Mahalnya biaya pendidikan

Mengapa Cina Sangat Berprestasi Dalam Olimpiade Matematika Internasional?

Sejak pertama kali mengikuti Olimpiade Matematika Internasional (International Mathematical Olympiad) tahun 1985 di Joutsa, Finlandia sampai dengan IMO tahun 2008 di Madrid, Spanyol, siswa-siswa sekolah menengah dari Cina telah berhasil mengumpulkan 101 medali emas, 26 perak dan 5 perunggu. Bandingkan dengan Indonesia yang sampai sekarang baru berhasil mendapat 3 medali perak dan 12 perunggu sejak pertama kali ikut IMO tahun 1988 di Canberra, Australia. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa-siswa Cina menjadi sangat luar biasa dalam IMO? Yang paling utama adalah sistem pendidikan di Cina yang dapat membuat siswa sangat tertarik dengan matematika dan dapat mengidentifikasi siswa-siswa yang potensial dalam bidang tersebut. Dalam hal inilah Cina sangat unggul.
matematika cina juara olimpiade

Guru-guru matematika di Cina tidak memerlukan banyak pelatihan dalam pengembangan profesinya, tetapi mereka sangat spesialis dan mau bekerja keras dalam mendalami profesinya. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah banyak sekali guru matematika di Cina yang menggemari dan menggeluti kompetisi matematika. Cina mempunyai jaringan pelatih khusus untuk kompetisi matematika di seluruh negeri yang dapat mengidentifikasi dan membimbing siswa-siswa yang berbakat matematika.
Setiap tahun lebih dari 10 juta siswa sekolah menengah di Cina yang berpartisipasi dalam kompetisi matematika. Menurut Zuming Feng (team leader tim IMO Amerika Serikat) yang dilahirkan dan dibesarkan di Cina sebelum berimigrasi ke Amerika Serikat, di Cina terdapat banyak sekali guru matematika sekolah menengah di Cina yang mengabdikan profesinya khususnya dalam kompetisi matematika.
Kemampuan matematika yang mendalam juga menjadi syarat dalam ujian masuk perguruan tinggi di Cina. Soal ujian tersebut selalu terdiri dari tiga atau lima soal matematika yang berbentuk pembuktian. Sebagai akibatnya siswa-siswa Cina sudah terbiasa menghadapi soal-soal matematika level olimpiade. Faktor terakhir adalah sistem pembinaan yang sangat keras untuk menghadapi IMO. Meskipun tidak melalui model pelatihan jangka panjang, siswa-siswa yang mewakili Cina di IMO paling sedikit harus melewati sepuluh tes yang selevel dengan IMO.

Referensi: Olson, Steve, 2004, Countdown: the Race for Beautiful Solutions at the International Mathematical Olympiad, New York: Houghton Mifflin Company. www.imo-official.org 
Dipublikasi ulang dari Buletin Ringan URP PPPPTK Matematika Yogyakarta

Sabtu, 06 November 2010

Ku Akan Terus Bersyukur

Saat aku merenung tentang hidup ini, aku sangat mengucap syukur. Aku tahu hidupku bukan tanpa duri, aku tahu hidupku tak setenang air kolam. Tetapi saat aku melihat dan mendengarkan perjuangan dan persoalan hidup yang menimpa saudara-saudaraku di luar sana, aku mengucap syukur.

Tsunami
Akibat banjir Wasior
Terlebih lagi saat aku mendengar dan menyaksikan keganasan alam berupa banjir di Wasior, Papua 4 oktober 2010 yang mengakibatkan banyak orang meninggal, hatiku terasa teriris. Belum lepas sedihku, aku harus mendengar dan menyaksikan gempa dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, 26 Oktober 2010 dini hari yang menewaskan banyak orang serta banyak juga yang hilang dan belum ditemukan sampai sekarang. 
Oh, Tuhan ……..Murkakah Engkau pada kami ?

Dahsyatnya lagi, tak berapa lama kemudian terdengar kabar G.Merapi meletus pada tanggal yang sama, 26 Oktober 2010 sekitar jam 19.00 WIB dengan semburan lava pijar dan awan panasnya yang biasa disebut “ wedus gembel”, sehingga menewaskan 16 orang yang satu diantaranya Juru Kunci Merapi, Mbah Maridjan. 50 orang mengalami luka serius dan sebagian dari mereka yang masih selamat rata-rata mengalami luka bakar ± 70% dan sebagian yang lain karena sesak nafas.

Ya Tuhan……, ampunilah kami anak-anakMu yang banyak melanggar laranganMu dan sering mengabaikan perintahMu.
Wedus gembel tampak tercurahkan dari G.Merapi

Aku tak tahu harus berbuat apa untuk membantu meringankan penderitaan mereka. Yang dapat kulakukan hanya berdoa memohon belas kasih Tuhan untuk tidak memperpanjang amarahNya dan member ampunan pada kami umatNya. Kiranya Tuhan berikan kekuatan pada saudara-saudara kami yang saat ini tertimpa bencana. Sentuh hati kami dan ringankan langkah kami untuk dapat berempati dengan memberikan berupa apa saja yang berguna bagi mereka.


Aku jadi teringat beberapa kutipan dari Renungan- renungan Spiritual cari Kahlil Gibran :
“ Makna manusia bukan pada apa yang dicapainya,
melainkan pada apa yang ingin dicapainya.
Sebagian kita seperti tinta dan sebagian lagi seperti kertas,
dan jika bukan karena hitamnya…., sebagian kita akan bisu,
dan jika bukan karena putihnya sebagian kita akan buta “

Akhirnya kumaknai hidup ini dengan ucapan syukurku atas Berkat dan Anugerah Allah yang tercurah dalam hidupku. Aku tak akan merasakan nikmatnya makan jika aku tak pernah lapar, aku tidak merasakan segarnya minum air jika aku tak pernah merasakan kehausan. Aku tidak merasakan kegembiraan jika aku tak pernah merasakan kesedihan.
Ini semua adalah kuasaMu. Kuserahkan hidupku dalam genggaman tanganMu. Bentuklah aku dan jadikan aku sesuai rencanaMU, karena rancanganMu indah bagiku.
Terima kasih Tuhan.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Tabel Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Berikut ini adalah Tabel Pertumbuhan dan Perkembangan anak yang saya gunakan untuk memonitor anak saya. Sangat bermanfaat bagi saya sebagai bahan acuan dalam merawat dan membesarkan anak.

Kamis, 14 Oktober 2010

Tugas Guru Mata Pelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008

Tugas Guru Mata Pelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008

A. Ruang Lingkup Kerja Guru

Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.

Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, idealnya guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Disamping itu, guru juga akan terlibat dalam kegiatan manajerial sekolah/madrasah antara lain penerimaan siswa baru (PSB), penyusunan kurikulum dan perangkatnya, Ujian Nasional (UN), ujian sekolah, dan kegiatan lain. Tugas guru dalam manajemen sekolah/madrasah tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah/madrasah tempat guru bertugas.

B. Jam Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (2) menyatakan bahwa beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Alokasi waktu tatap muka pada tiap jenjang pendidikan berbeda, pada jenjang TK satu jam tatap muka dilaksanakan selama 30 menit, pada jenjang SD 35 menit, pada jenjang SMP 40 menit, sedangkan pada jenjang SMA dan SMK selama 45 menit. Beban kerja guru untuk melaksanakan kegiatan tatap muka tersebut merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@ 60 menit) dalam 1 (satu) minggu.
Lebih lanjut Pasal 52 ayat (3) menyatakan bahwa pemenuhan beban kerja tersebut dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam)jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran mingguan yang dilaksanakan secara terus-menerus selama paling sedikit 1 (satu) semester. Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu dalam 1 (satu) semester. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi menggunakan sistem blok atau perpaduan antara sistem mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semesteran, tahunan, atau bahkan dalam 3 (tiga) tahunan.

C. Pengertian Tatap Muka

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bagian penjelasan Pasal 52 ayat (2) menyatakan bahwa istilah tatap muka berlaku untuk pelaksanaan beban kerja guru yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian yang dapat dihitung sebagai tatap muka guru adalah alokasi jam mata pelajaran dalam 1 (satu) minggu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/ madrasah.

D. Uraian Tugas Guru Mata Pelajaran/Guru Kelas
Jenis tugas guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka atau bukan tatap muka seperti yang tercantum dalam Tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Kategori Jenis Kerja Guru
Nomor
Jenis Kerja Guru
Tatap Muka
Bukan Tatap Muka
1.
Merencanakan Pembelajaran

V
2.
Melaksanakan Pembelajaran
V

3.
Menilai Hasil Pembelajaran
V*
V**
4.
Membimbing & Melatih Peserta Didik
V***
V****
5.
Melaksanakan Tugas Tambahan

V
Keterangan:
*     =   menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan   harian
**   =   menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakana dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester
*** =   membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran/tatap muka, membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler

Uraian jenis kerja guru tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.

b. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut:
  • Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka,
  • Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap muka,
  • Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi,
  • Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan,
  • Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah
Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan persiapan, antara lain pengecekan dan/atau penyiapan fisik kelas/ruangan, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.

c. Menilai Hasil Pembelajaran
Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa.
1) Penilaian dengan tes.
  • Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan harian, tengah semester, dan ujian akhir semester. Tes ini dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditentukan.
  • Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.
  • Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.
2) Penilaian nontes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.
  • Pengamatan dan pengukuran sikap sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan, dilaksanakan oleh guru dengan tujuan untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis atau lisan.
  • Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dengan proses tatap muka, dan atau di luar kelas.
  • Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas merupakan kegiatan di luar jadwal tatap muka.
3) Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya.
  • Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar jadwal tatap muka.
  • Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan peserta didik agar untuk menghindari kesalahan pemahaman dari guru, jika informasi dari peserta didik belum sempurna.
d. Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.

1) Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
  • Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata pelajaran yang diampu guru.
  • Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai.
  • Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang telah menguasai kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu yang ditetapkan dengan tujuan untuk memperluas atau memperkaya perbendaharaan kompetensi.
  • Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu.
3) Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
  • Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik.
  • Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
  • Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah:
Pramuka,
Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa,
Olahraga, – Kesenian
Karya Ilmiah Remaja,
Kerohanian, – Paskibra,
Pecinta Alam,
Palang Merah Remaja (PMR),
Jurnalistik,
Unit Kesehatan Sekolah (UKS),
Fotografi,
 

e. Melaksanakan Tugas Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.
Sumber:
Depdiknas. 2009.  Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan